Catatan Perjalanan di Tana Toraja – Part 1

Chapter 1 : The Great Tana Toraja

Day 1. 24 september 2015.

Pertama kalinya menginjakkan kaki ditanah Sulawesi dengan tujuan mengeksplore Tana Toraja bareng kilikili adventure. Total peserta 6 orang plus 2 tourleader yang adalah fotografer favorit gw (so far…kalo nanti ga tau deh lol). Gw sebutin ya pesertanya ada gw pastinya, budi si anak gunung, retno, merry, dewi, dan surya yang apes banget flightnya diundur jam terbangnya. Ini dedikasi khusus buat lo Surya. Perginya pake Sriwijaya Air jam 5 pagi dan tiba di makasar 8.15 . Perjalanan kurang lebih 2 jam sampe bandara Hasanuddin.

Begitu sampe gw disuru ke kedai cafe jusbar, meeting poinnya disana. 2 tur leader gila itu uda sampe dibandara dari semalem karena kebagian flight malam dan nongkrong distarbucks dari malem cuy! Akhirnya semua peserta muncul minus si surya, seperti yang gw bilang sebelumnya. Dia lagi apes intinya.

Rute pertama adalah menuju Leang Leang yang letaknya ada dikabupaten Maros. Jarak dari bandara ke Leang Leang sebetulnya ga jauh, kisaran 40 menitan tapiii berhubung sedang idul adha maka sedang ada acara pemotongan sapi. Kita sempet stuck dijalanan sekitar 40 menitan, jadi total perjalanan 1 jam 20 menitan deh.

Ada apa sih di Leang Leang? Sebuah taman prehistoric yang berisi batu batu karst sehingga dapt disimpulkan kalau daerah ini adalah dasar laut dijaman dahulu kala. Leang sendiri artinya goa dalam bahasa makasar. Ada ratusan goa didaerah ini, 2 diantaranya terdapat lukisan purba yang berumur sekitar 5000 sm. Leang Petta dan Leang Petta Kere. Keduanya ditemukan oleh Mr Van Heekeren dan Ms Heeren Palm. Berhubung yang gw datengin adalah Goa Petta Kere, maka goa itu yang akan gw bahas yo.

IMG_5647
taken by Joan

Sebelom bahas ada apa di goa petta kere, sembari jalan kearah goa, kita liat ada apa ditaman leang leang ini. Dipenuhi batu karst seperti digambar sambil dikelilingi bukit bukit sebagai latar belakang pemandangan. Keren ga? Heh! Uda pasti bakal amaze sama pemandangannya. Puas puasin deh foto berbagai macam gaya di berbagai macam batu. Mao foto ala ala india juga bisa, suka suka kamu deh 😂.

6380
taken by joan

Eh iya, bebatuan begini ga cuma di taman leang leang ini tapi tersebar di kabupaten Maros. Nanti diperjalanan kamu akan ngeliat batu batu ini disawah, disungai, di pinggiran jalan. Jadi bakal amaze deh selama muter muter di kabupaten Maros.

Ok kita mulai masuk ke goa ya, untuk naik ke goa ini ga sembarangan karena dikunci sama petugasnya, jadi uda wajib dan kudu bareng petugas Leang Leang. Juga kita mesti naik anak tangga sekitar 60 anak tangga, ngos ngosan dikit deh haha.

Halo pak petugas (dan gw lupa namanya 😂) , dengerin cerita beliau soal sejarah leang leang dan goa pettae kere emang seru banget. Difoto bisa keliatan tekstur pintu goa nya, keren kan! Apa yang bikin goa ini istimewa? Lukisan purba yang ditaksir berumur 5000 tahun sm. Ada 27 lukisan telapak tangan dan 1 lukisan babi hutan.

Jepretan Joan emang sadis fotonya! Cara bikinnya itu pake tanah merah, uda pasti tanah merahnya khusus karena ga ilang ampe sekarang warnanya meresap kedalam batu goanya. Kemudian disembur kebatu sehingga akan terbentuk hasil cetakan tangan. Hebatnya itu lukisan awet sampe sekarang, kaga luntur cuy.

Kalau diperhatiin, ada lukisan tangan dengan 5 jari dan ada yang 4 jari. Yap, mereka masi menganut adat potong jari saat ada kerabat terdekatnya meninggal.  Yang keren lagi adalah foto babi hutan. Kerenn kannn, kalian harus kesana dan liat langsung objeknya.

Masuk kedalam lagi goanya bisa melihat tempat mereka tinggal. Puas puasin lah jepret sana sini sebelum pergi dari leang leang ini. Sekian cerita dari gw di leang leang, sekarang gw mao ke desa keren rammang rammang. Btw follow instagram gw juga ya @supersu5u

Chapter 2 : A Heaven in Hiding

Day 1 . 24 September 2015

Setelah puasss di Leang Leang, sekarang menuju Rammang Rammang. Suatu tempat yang keren di Sulawesi Selatan  lebih tepatnya berada di Desa Salenrang, Kampung Barua. Arti kata Rammang itu sendiri dari bahasa makasar yang artinya awan.

Ada dua jalur menuju Rammang Rammang, jalur darat dan jalur sungai. Berhubung ini ngikut agency jadi ga ada pilihan lewat jalur sungai yang emang eksotik…macam ala ala amazon gt naik perahu menyusuri sungai 😂

Waktu gw kesana memang lagi panas panasnya dan kering banget jadi view gunungnya juga ga sehijau klo musim hujan. Saran gw klo bisa mungkin dateng pas agak agak musim hujan supaya ijo viewnya.

IMG_5200
taken by joan

Menyusuri sungai ini kurang lebih 30 menit. Kiri kanan dipenuhi hutan pohon nipah dan gugusan pegunungan kapur yang bikin view makin keren. Disepanjang sungai bisa ditemui beberapa bebatuan seperti di LeangLeang. Nah karena musim puanasss jadi sungainya agak surut nih, dan perahu kami beberapa kali sempet berhenti mesin 😂

IMG_5205
taken by joan

Sebelum mencapai dermaga kecil dirammang rammang kita akan melewati bebatuan karst dikiri dan kanan yang menurut gw keren banget.

Nyampe disana kita langsung digiring kerumah penduduk untuk lunch, uda laperrr banget. Dan ini bukan warung ya guys, tapi memang makan didalem rumah mereka. Kebayang kan serunya makan langsung hasil masakan mereka dan didalem rumahnya dan berinteraksi langsung sama penghuni rumahnya.

Nah rumah panggung di rammang rammang kayak begini. Toiletnya berada di belakang tangga. Jangan lupa copot sepatu yak hehe. Pada saat kita sampe dirumah penduduk ada rombongan lain yang sedang menikmati nikmatnya leha leha di teras, jadi kami langsung kedalam ruangan diruang tamunya untuk segera menikmati santap siang

IMG_5202
taken by joan

Nah itu adalah makanan kami. Ikan sambal, kemudian semacam soto, lontong dan sambel! Puas makan, ada yang ngaso, ada yang keliling, ada yang foto foto.

Ada beberapa spot juga sebetulnya dirammang rammang ini misalnya telaga bidadari dan goa goa lainnya. Tapi cuma satu goa yang gw datengin, itupun cuma diluarnya aja karena udah mulai gelap

Ini dia lukisan hari yang gw liat disisi luar goa. Setelah selesai dirammang rammang, saatnya kembali ke dermaga awal untuk kembali ke airport jemput si surya lol. Dari rammang rammang sekitar jam 5 sore dan perahu boat kita akhirnya mogok! Sembari menunggu perahu pengganti, kita bawa santai aja sambil ketawa ketiwi ala joan andy. Man, how i missed them! Eh by the way ya, nyusurin sungai pake perahu boat dimalem hari keren juga loh biarpun gelap banget sih, tapi ada sensasi tersendiri. Nah sekian petualangan kami di rammang rammang yaa

Chapter 3 : The Guest Who Come Too Late

Day 1 . 24 September 2015

Setelah menjemput Surya yang super apes, pesawat delay, ilang dompet, ganti pesawat, sempet galau mao ikut apa kaga akhirnya tiba juga dia di Makasar. Langsung kita menuju Tana Toraja yang perjalanannya selama 8 jam dari kabupaten Maros ini.

6395
Ada dua kabupaten di Tana Toraja. Tana Toraja sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Toraja Utara sebagai kabupaten pemekaran. Menurut torajasite.blogspot.com Kata Toraja mulai dikenal sejak orang orang kerajaan Tondok Lepungan Bulan Tanah Matarik Allo (kerajaan yang memerintah negeri toraja dimasa lampau) berhubungan dengan kerajaan sekitarnya

Toraja sendiri terdiri dari dua kata yaitu To adalah orang dan Raja adalah Raya atau Raja. Sehingga kalau digabung maka menjadi orang raja atau orang keturunan raja. Menurut suku Bugis Sidendreng Toraja bearti “orang yang bermukim di dipegunungan sebelah utara. Suku Luwu mengartikan Toraja sebagai “orang yang bermukim disebelah barat” . So kok bisa punya arti yang berbeda? karena sesuai sama tempat tinggal mereka, bagi Sidendreng Toraja ada diutara dan bagi Luwu, Toraja ada disebelah barat.

Perjalanan dari bandara menuju Tana Toraja memakan waktu 8 jam dan melewati 5 kabupaten dan 1 kota yaitu kabupaten Maros, kabupaten Pangkep, kabupaten Barru, kota Pare Pare, kabupaten Sidrap dan kabupaten Enrekang.

Kami sampai di hotel tercinta jam 4 pagi. Badan remuknya uda ga tau kayak apaan. Walaupun gw sempet “diganggu” dihari pertama tidur, untunglah tetep bisa tidur. Badan uda agak demam dan khawatir sakit (baru hari pertama cuy!). Untunglah cuma kecapean aja ☺️.


2 respons untuk ‘Catatan Perjalanan di Tana Toraja – Part 1

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s